Dorong Peningkatan Produksi Pertanian di Samboja Barat, Pemkab Kukar Salurkan 50,7 Ton Pupuk
SAMBOJA | MLI RI.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyalurkan bantuan di sektor pertanian berupa pupuk organik kepada masyarakat di Kecamatan Samboja Barat , Sabtu (8/7/2023).
Terdapat 50,7 ton pupuk organik yang diberikan kepada masyarakat guna mendukung peningkatan produksi pertanian. Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin menjelaskan, setelah bantuan pupuk, diminta kembali akan memberikan bantuan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan), yang direncanakan disalurkan pada Agustus mendatang.
Bulan depan kami serahkan bantuan berupa alsintan untuk mendukung kegiatan pertanian di Kecamatan Samboja Barat,” tutur Rendi. Pihaknya menyadari kondisi geografis di Kukar berbeda dengan daerah lainnya. Wilayah pertanian Kukar kebanyakan dikelilingi gunung dan berbukit, membuat petani membutuhkan dukungan berupa alat kelengkapan yang memadai.
Khususnya di Samboja Barat, petani kita ini butuh usaha lebih, karena wilayahnya berbukit dan gunung. Dengan alsintan tentu bisa mendukung aktivitas petani di sini,” ungkapnya. Rendi Solihin menjelaskan, dukungan dan bantuan di sektor pembangunan sejalan dengan visi misi Kukar Idaman , yakni meningkatkan perekonomian unggulan berbasis desa dan kecamatan.
Kami memastikan ini bukan yang pertama dan terakhir, bakal berlanjut di 2024,” tegasnya. Selain itu, peningkatan infrastruktur pendukung juga terus ditingkatkan, dengan target 120 embung, 120 Km jalan usaha tani, termasuk 30.000 Ha lahan perkebunan. Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Edi Damansyah-Rendi Solihin memang tengah gencar mendorong masyarakat untuk meningkatkan berbagai sektor perekonomian di luar sektor sumber daya alam (SDA) yang tidak bisa dibayangkan. Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah agar tidak terus menerus tergantung dengan sektor minerba, seperti tambang batu bara, gas dan minyak, yang akan habis. Sejauh ini 60 persen pendapatan Kukar masih ditopang oleh SDA yang tidak bisa dibayangkan.
Jika kita tidak bisa menopang sektor perekonomian unggulan dari sektor lain, kami khawatir Kukar bakal melarat,” ujar Rendi Solihin. Ketika sudah habis, habis lah itu, minyak, gas, batu bara, semua tidak bisa menyelesaikannya. Saya khawatir anak cucu kita tidak bisa mendapatkan kesejahteraan,” sambungnya. Namun, harapan untuk tidak tergantung dengan sektor minerba mulai tumbuh seiring dengan kesadaran masyarakat.
Rendi menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, sektor pertanian menghasilkan 19 persen APBD Pemkab Kukar, dan diamanatkan ingin terus ditingkatkan hingga mencapai 40 persen.
Ini menjadi penguatan ekonomi baru di Kukar, selain sebagai sumber bahan pokok untuk menopang IKN,” pungkasnya.(Hmd)
Tinggalkan Balasan